Saturday 18 February 2017

Teknologi Yang Melampaui Zamannya



       Inovasi merupakan kata kunci yang menjadi salah satu tolok ukur kemajuan suatu perusahaan, lebih-lebih yang bergerak di bidang teknologi. Perusahaan yang kurang memiliki inovasi, meski perusahaan besar dan mapan sekalipun, bisa jadi akan terlindas oleh perusahaan kecil yang inovatif.

       Meskipun begitu, ada kalanya inovasi yang dicetuskan oleh suatu perusahaan atau salah seorang karyawan maupun pemimpinnya “kebablasan”, terlalu kreatif atau terlalu maju untuk zamannya.
Bila akhirnya produk inovatif tersebut diproduksi dan dipasarkan, di sinilah ujian sesungguhnya dimulai. Produk tersebut bisa menjadi pionir bagi produk- produk sejenis yang tentu saja bakal mengekornya, atau sebaliknya gagal total karena pasar dan ekosistem yang tidak siap menerima inovasi yang radikal tersebut.

       Ironisnya, produk yang gagal ini bisa jadi sekian tahun kemudian, ketika ekosistem pendukung sudah lebih siap, ditiru oleh perusahaan lain dan mendapatkan kesuksesan besar.
Terlepas dari persoalan berhasil atau gagal, kami akan mencoba mengulas beberapa produk teknologi yang dianggap melampaui zamannya ketika produk tersebut dirilis.

Apple Newton


       Jika diproduksi pada zaman sekarang, Apple Newton barangkali setara dengan sebuah komputer tablet atau phablet. Namun pada eranya dulu, Apple Newton dikategorikan sebagai personal digital assistant (PDA). Bahkan, istilah PDA itu sendiri rupanya berasal dari John Sculley (CEO Apple pada saat itu), yang menjadi otak di balik lahirnya Apple Newton.
Apple telah mulai mengembangkan PDA Newton sejak 1987 dan produksi perdananya dimulai pada tahun 1993. Perangkat Newton ini berjalan di atas sistem operasi Newton OS dan diperkuat prosesor ARM 610 RISC. Sebagai sebuah PDA, Newton dilengkapi dengan berbagai aplikasi untuk mengelola data pribadi, seperti Notes, Names, Dates, kemudian ada juga aplikasi kalkulator, konversi satuan, 
dan lain-lain.

       Salah satu yang menarik dari PDA Newton ini adalah layar sentuhnya. Tetapi ironisnya, layar sentuh itu pulalah yang boleh disebut sebagai biang keladi kegagalan PDA Newton. 
Yang pertama, layar sentuh itu harus dioperasikan dengan stylus. Yang kedua, fitur pengenalan tulisan tangannya masih sangat jauh dari harapan. Tingkat kesalahannya sangat tinggi hingga membuat penggunanya jengkel. Yang ketiga, layar sentuh membuat harga PDA Newton jadi sangat mahal
Tidak hanya itu, bahasa pemrograman Dylan yang digunakan oleh para pengembang dalam membuat aplikasi untuk Newton ternyata juga belum matang. Bahkan, status Dylan akhirnya turun menjadi ekperimental dan posisinya digantikan oleh NewtonScript. Kombinasi hal-hal negatif itulah yang membuat Newton tidak berhasil menembus pasar dan akhirnya dihentikan produksinya.


Microsoft Tablet PC


       Bukan, ini bukan membicarakan soal Microsoft Surface, komputer tablet buatan Microsoft yang 
diluncurkan pada tahun 2012. Ini adalah Microsoft Tablet PC yang dirilis pada tahun 2000, sepuluh tahun sebelum iPad. Ini adalah contoh sebuah inovasi yang terlalu maju melampaui zamannya dan gagal, namun sekian tahun kemudian justru keberhasilannya dicuri oleh pesaing.

       Tablet PC yang pertama kali diperkenalkan oleh Microsoft pada tahun 2000 masih berwujud purwarupa. Perangkat itu telah dilengkapi dengan layar sentuh, hanya saja jumlah warnanya masih terbatas. Justru warna fisik perangkatnya yang lebih mencolok. Microsoft baru benar-benar merilis 
Tablet PC pada tahun 2002. Tablet PC sendiri diproduksi oleh perusahaan lain yang lebih berpengalaman dalam pembuatan perangkat keras. Purwarupa Tablet PC pada tahun 2000 dibuat oleh Lenovo, sedangkan Tablet PC yang diluncurkan pada tahun 2002 adalah produksi Fujitsu.

       Tablet PC yang dibuat oleh Fujitsu telah memiliki peningkatan cukup signifikan dibandingkan purwarupa. Salah satunya adalah layar dengan jumlah warna yang lebih banyak dan lebih “alami”.
Mengapa Tablet PC gagal? Salah satu penyebabnya adalah sistem operasi yang digunakan, yaitu Windows XP. Ya, Windows XP memang salah satu sistem operasi terbaik pada zamannya, tetapi untuk digunakan di PC desktop, bukan di Tablet PC. Pada Tablet PC, Windows XP terasa “berat” dan pengoperasiannya juga sebenarnya tidak dirancang untuk layar sentuh.

       Beberapa produsen yang kemudian mengikuti Fujitsu untuk memproduksi Tablet PC juga lebih memilih bermain aman dengan membuat komputer tablet hybrid alias notebook yang layar monitornya bisa diputar sedemikian rupa sehingga menjadi komputer tablet. Ini mirip dengan perangkat 2 in 1 masa sekarang. Belajar dari kesalahan Microsoft, Steve Jobs (Apple) membuat iPad dengan menggunakan sistem operasi yang sama sekali berbeda dengan sistem operasi dekstop. Selain itu, iPad didukung pula oleh pemilihan waktu serta paket penjualan komputer tablet yang tepat. Bentuknya pun jauh lebih atraktif.

Audio Highway Listen Up MP3 Player

       Tahukah Anda bila pemutar musik digital sebenarnya telah mulai ada sejak tahun 1979? Penemunya adalah seorang ilmuwan bernama Kane Kramer. Pada tahun 1981, Kramer malahan telah mengajukan paten untuk temuannya tersebut.

       Pemutar musik digital tersebut memang sangat modern pada zamannya. Ukurannya hanya sebesar kartu kredit, serta memiliki tombol volume dan navigasi. Namun produk inovatif ciptaan Kramer ini memiliki lompatan teknologi yang terlalu jauh dibandingkan dengan zamannya. Pemutar 
musik ini hanya bisa diberi memori sebesar delapan megabyte dan hanya sanggup memutar audio berdurasi tiga setengah menit. Mudah diduga, produk ini sama sekali tidak populer di pasaran. Kalah jauh dibandingkan dengan Sony yang saat itu perkasa dengan Walkman-nya.

       Pada tahun 1996, Nathan Schulhof meluncurkan sebuah pemutar musik digital juga dan format yang didukung adalah MP3. Nama produk pemutar MP3 tersebut adalah Audio Highway Listen Up MP3 Player. Berkat produknya tersebut, Nathan Schulhof sampai diberi julukan “Bapak Industri 
Pemutar MP3”.Namun meski sudah ada lompatan hampir dua puluh tahun dibandingkan dengan pemutar musik digital Kane Kramer, Audio Highway Listen Up MP3 Player tidak bisa dibilang sukses juga. Salah satu kendalanya adalah koneksi internet yang saat itu masih belum begitu baik serta lagi-lagi kapasitas simpan yang terbatas. Audio Highway Listen Up MP3 Player memiliki harga sekitar US$299 dan hanya mampu menyimpan audio berdurasi satu jam.

Produk Masa Depan di Masa Kini 

       Jika diamati, di masa kini sebenarnya ada beberapa produk yang bisa digolongkan melampaui zaman sekarang. Kebanyakan produk tersebut masih berupa purwarupa atau seandainya sudah diproduksi pun, masih diproduksi untuk kalangan terbatas dan dalam jumlah sedikit. Terlalu dini untuk mengatakan apakah produk-produk ini bakal sukses atau gagal.


Beberapa contoh yang bisa diajukan antara lain adalah:
Aerofex Aero-X, sebuah kendaraan melayang yang terinspirasi film Star Wars.
Printer 3D, khususnya printer yang dapat mencetak jaringan organ tubuh manusia.
Talos, yang merupakan baju tempur seperti milik Iron Man.
Hoverboard, sebuah skateboard yang melayang seperti di film Back to the Future, namun berukuran
  lebih besar serta harus melayang di permukaan tertentu.
Force Fields atau medan gaya yang bisa menjadi tameng atau pelindung dari senjata musuh.




Source :
Info Komputer Desember 2016


No comments:

Post a Comment